Tuesday, November 04, 2008

Obama ”Sang Presiden”


Oleh: Mimin Dwi Hartono

Amerika Serikat (AS) tetaplah negara yang menjadi kiblat dunia. Walaupun reputasi AS terpuruk akibat kepemimpinan Presiden George W. Bush yang beringas selama 2 periode (2000-2004 dan 2004-2008) sehingga ”berhasil” menyebarkan ancaman ketakutan dan kebencian di berbagai belahan dunia terhadap AS (America Phobia), sosok siapa yang akan menjadi presiden AS untuk periode empat tahun mendatang tetaplah menjadi perhatian utama masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

Masyarakat masih harus menunggu hasil penghitungan akhir mengenai siapa yang akan menjadi presiden AS periode 2008-2012, Barack Obama atau John McCain, karena pemilihan presiden serentak di seluruh negara bagian AS masih akan ditentukan besok pada 4 November 2008 waktu Amerika Serikat atau tanggal 5 November 2008 waktu Indonesia.

Namun kesemarakan dan ingar bingar pesta demokrasi empat tahunan di negara terkaya di dunia tersebut dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Semua media massa dan elektronik maupun masyarakat kalangan menengah ke atas menyimak perkembangan prosesi demokrasi terakbar di dunia tersebut yang mengunggulkan Obama. Bahkan hampir semua polling yang dilakukan berbagai lembaga menyebutkan Obama mengungguli McCain.

Di Indonesia, dukungan masyarakat terhadap sosok Obama tentu bukan hanya karena Obama pernah empat tahun tinggal di daerah Menteng Jakarta Pusat, namun lebih pada sebuah ’dukungan’ dari masyarakat Indonesia bahwa sudah saatnya AS harus berubah menjadi negara yang bisa mengayomi dunia. Obama diyakini akan mampu memimpin AS menjadi negara yang berwajah santun dan berwibawa.

Hal ini karena wajah negara AS yang garang, kejam, tidak mau diatur, mau menangnya sendiri, dan boros di era Presiden Bush, telah menimbulkan berbagai dampak yang memerlukan waktu beberapa tahun untuk bisa direcovery, baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun kemanan internasional. Bush telah mewariskan rasa benci masyarakat dunia pada sosok negara AS khususnya pada sosok Presiden Bush.

Sehingga bagi masyarakat, kemenangan John McCain, rekan Bush di Partai Republik, adalah momok yang akan membawa AS pada masa-masa yang kelam karena dipastikan akan melanjutkan kebijakan kontroversial Bush. Masyarakat tidak ingin peristiwa peledakan Menara Kembar World Trade Center pada 11 September 2001, invasi tentara AS ke Irak dan Afganistan, kekejaman terhadap tahanan di penjara Guantanamo Bay, banyaknya penjara-penjara bagi teroris di berbagai negara yang disembunyikan pemerintah AS, dan sebagainya, kembali terulang.

Masa-masa kepemimpinan Bush adalah masa-masa dimana AS mengalami kemunduran yang luar biasa dalam segala bidang yang berimbas pada semakin turunnya bahkan hancurnya image AS, yang pernah mengklaim dirinya sebagai polisi dunia dan negara yang menjung tinggi pluralisme dan demokrasi. Bahkan tidak sedikit dari warga AS diantaranya adalah para selebritis mengancam pindah kewarganegaraan jika Obama gagal terpilih jadi presiden. Mereka sudah cukup malu untuk menjadi warga AS karena turut menanggung dosa-dosa pemerintahannya di bawah Presiden Bush. Krisis ekonomi yang dimulai pada bulan September 2008 merupakan warisan Bush yang sangat menyengsarakan rakyat AS dan tidak akan pernah dilupakan dalam sejarah AS.

Seandainya masyarakat di dunia atau Indonesia diminta ikut memilih pasti akan bersedia untuk memberikan suaranya bagi Obama. Karena inilah kesempatan emas bagi AS dan juga dunia untuk berubah. Masyarakat Indonesia sepakat bahwa AS memerlukan nahkoda baru yang lebih humanis, egaliter, dan mengedepankan demokrasi dalam membangun hubungan internasional dan menciptakan tatanan dunia yang aman.

Peran AS yang cukup signifikan dalam tata ekonomi dan politik dunia membuat masyarakat tergerak untuk ikut mendukung adanya perubahan di AS ke arah yang lebih baik. Walaupun pasti tidak akan mudah dan membutuhkan waktu untuk membangunkan kembali kepercayaan publik dunia pada AS, namun sosok Obama yang bijak dan menjunjung tinggi pluralisme memberikan keyakinan bagi publik bahwa inilah calon yang sangat tepat bagi AS.

Namun segala kemungkinan tetap bisa terjadi. Politik seperti halnya pertandingan sepakbola sukar untuk diprediksi. Akan tetapi kuatnya gelombang dukungan dan optimisme masyarakat dunia bahwa Obama akan menjadi presiden AS adalah sebuah keniscayaan dan doa bagi rakyat AS agar kembali menegakkan jati dirinya untuk bersama masyarakat dunia membangun dunia yang lebih aman dan berkeadilan.

Bahkan sebenarnya, tanpa menunggu hasil penghitungan suara resmi pada 5 November 2008 waktu Indonesia pun, Barack Obama telah menjadi ”Presiden AS” yang menjadi pilihan rakyat AS, Indonesia, bahkan dunia. Good luck, Obama! God bless you!

No comments: